Saya meminta bantuan aplikasi Zomato, yang mulai menjadi sahabat saya untuk mencari info kuliner. Ternyataaa... Kuliner di Rawamangun itu lumayan lengkap! Dari mulai masakan nusantara hingga mancanegara. Rasanya jadi pengen jajan teruuuss hehehe.
Berikut, 5 Wisata Kuliner Nusantara yang ada di Rawamangun
Ayam Bakar Mas Mono
Menu ayam termasuk yang paling bisa diterima oleh banyak orang. Ayam
Bakar Mas Mono ini rasanya manis dan nikmat sampe ke bagian dagingnya
(karena kadang ada ayam bakar yang bagian daging rasanya hambar).
Sambal terasinya juga enak. Kalau pesan ayam udah termasuk lalap dan
sambal di dalamnya.
Kami cukup sering membeli Ayam Bakar Mas Mono di
Rawamangun. Tapi, belum pernah makan di sana, sih. Selalu dibawa
pulang atau pesan delivery order. Ayamnya bisa beli per ekor atau per
potong. Harganya termasuk standar tapi rasanya enak. Biasanya, kami
pesan cah kangkung atau tumis toge juga di sana. Udah gitu anak-anak
saya juga suka banget. Jadi, cukup sering beli.
[Silakan baca:
Penasaran dengan Bakso Rusuk TemanTuli]
(Update 5/4 -21) Ayam Bakar Mas Mono sudah tidak ada. Penggantinya di lokasi yang sama adalah Ayam Bakar Mbah Somo
Sate Mak Syukur
Sate padang, termasuk sate yang kaya akan rempah. Indonesia banget,
deh, kalau ingat rempah-rempahnya. Denger-denger, ada belasan bumbu
dan rempah yang dibutuhkan untuk membuat sate padang. Diantaranya
adalah kunyit, adas, bawang merah, bawang putih, serai, daun kunyit,
daun jeruk, dan lain sebagainya.
Baru kali ini, saya makan Sate Mak Syukur yang katanya
terkenal itu. Rasanya? Hmmm... Agak di bawah ekspetasi saya, sih.
Sebagai penggemar berat sate padang, lidah saya terbiasa makan sate
padang yang ada jeroannya. Sedangkan sate mak syukur ini semuanya
daging. Lagipula Rp30.000,00 per porsi (8 tusuk sate + lontong),
rasanya agak sedikit ketinggian harganya buat saya kalau
dibandingkan dengan kepuasannya. Mungkin karena menggunakan daging
semua, ya, jadi agak tinggi harganya.
[Silakan baca: Shabu Tako - Warung Shabu-Shabu Murmer di Rawamangun]
Sate Blora Cirebon
Kalau mau yang tanpa lemak harganya sedikit lebih tinggi, IDR50K
Ada bumbu kacang dan sambal kecap yang ditempatkan terpisah
Kami memesan 1 porsi sate daging kambing (10 tusuk per porsi) dan 1 porsi sop kambing. Sop kambingnya lumayan rasanya, walopun agak keasinan hehe. Kalau sate kambingnya, agak kering teksturnya menurut kami. Harganya juga agak tinggi untuk satenya kalau dibandingkan dengan rasanya.
Setelah sampe rumah, kami baru baca review dari Zomato. Ternyata beberapa menjagokan tongsengnya. Yaaa... tau gitu pilih tongseng. Kapan-kapan, deh, kesana lagi buat nyobain tongsengnya.
Bakso Charles
Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa. Hal ini ditunjukkan dari istilah 'bakso' berasal dari kata Bak-So, dalam bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang Jawa dari Wonogiri dan Malang. Tempat yang terkenal sebagai pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang. Bakso Malang dan bakso Solo adalah masakan bakso dan disajikan dengan khas Jawa. Bakso berasal dari China tetapi berbeda dengan bakso Malang dan Solo. Bakso China biasanya terbuat dari babi atau makanan laut dan warnya agak kecokelatan serta bentuknya tidak bulat sekali. Sedangkan bakso Malang dan Solo terbuat dari daging sapi, berwarna abu abu dan bentuknya bulat sekali. Bakso China biasanya tidak disajikan dengan kuah melimpah berbeda dengan bakso Malang dan Solo yang disajikan dengan kuah melimpah.
Sumber: Wikipedia
Membaca info tersebut, menurut saya bolehlah bakso dimasukkan ke dalam salah satu kuliner Indonesia. Lagipula bakso itu sepertinya Indonesia banget. Banyak sekali yang suka bakso. Selain itu, bakso juga termasuk kuliner yang paling mudah di dapat. Paling tidak yang saya tau di pulau Jawa. Dari mulai kaki lima hingga resto, tergantung kita mau makan di mana.
Seporsi bakso Charles itu lumayan banyak. Bikin kenyang, deh. Kebiasaan saya kalau makan yang berkuah adalah mencicipi kuahnya dulu tanpa dikasih tambahan ini-itu (kecap, sambal, dan lainnya). Kalau kuahnya enak, kemungkinan elemen lainnya juga enak. Kuah bakso Charles rasanya enak.
Selain menu bakso, ada juga menu lainnya seperti nasi uduk dan ayam goreng, aneka nasi goreng, hingga chinese food. Tapi, karena andalannya bakso, enaknya pesen bakso. Gak butuh waktu yang lama supaya bakso yang dipesan terhidang di meja. Kalau menu lain, lama datangnya. Tapi, nasi uduk dan ayam gorengnya lumayan enak walopun harus sabar menanti.
[Silakan baca: Bakso Rusuk Sunan Giri Sebagai Obat Kecewa]
Bebek Goreng H. Slamet
Menu bebek juga mulai jadi primadona, nih. Sekarang ini mulai banyak restoran yang menawarkan menu bebek sebagai andalannya. Salah satu resto yang menawarkan menu bebek yang paling sering kami datangi adalah Bebek Goreng H. Slamet. Awalnya, suka beli yang di dekat rumah. Begitu tau di Rawamangun juga ada, kami pun sesekali beli di sana.
Dibanding ayam, kami lebih suka menu bebek. Asalkan dimasaknya benar. Karena menu bebek kalau dimasaknya kurang benar akan amis dan alot. Tapi, bebek goreng H. Slamet rasanya gurih dan lembut. Wajib cobain juga sambalnya. Bikin kita ngap-ngapan karena kepedasan dan sering minum, sih. Tapi, memang mantap banget rasa sambalnya. Mungkin ini yang disebut dengan kapok sambal. Walopun makannya sambil ngap-ngapan dan keringat bercucuran karena kepedasan, tetep aja sambalnya bikin ketagihan hehehe
Rumah makan padang Sederhana, Warung nasi Ampera, Soerabi Enhaii, Bebek Kaleyo, Soto Betawi Rawamangun, Pempek, Ayam Betutu Gilimanuk, dan masih banyak lagi. Aaarrgghh... Banyak ajaah yang mau saya kunjungi! Dan, Zomato benar-benar memancing saya untuk terus berwisata kuliner hihihi. Sungkem dulu sama mertua biar gak dicerewtin kalau beli makan di luar. Atau kayak minggu kemaren, mau beli soto betawi malah di sama mertua dibikin rendang. Sama-sama enak. Bikin galaaauu hahaha.
Emang bangga banget, deh, jadi bangsa Indonesia. Kaya banget kulinernya. Dan, kebanyakan dari masakan Indonesia yang pernah saya coba, rasanya itu nikmat. Malah ada yang pake banget nikmatnya. Pantesan aja, katanya sih, kalau kita jauh di negeri orang, masakan Indonesia itu bikin kangen. Ya, gimana gak kangen, kuliner Indonesia memang enak-enak, sih.
Masyarakat Indonesia wajib mencintai kuliner dari negeri sendiri. Apalagi Indonesian Foodblogger, sih, wajibnya pake banget untuk mencintai kuliner Indonesia, ya. Biar kuliner Indonesia demakin maju dan berjaya :)
Begitulah 5 wisata kuliner nusantara di Rawamangun. Sahabat KeNai, sukanya kuliner Indonesia apa, nih? Sharing, yuk!
12 Comments
Ngiler banget pengen cobain Sate Blora Cirebon nya :9
ReplyDeleteayo main ke Rawamangun :)
DeleteWah sate mak syukur yang hits di Padang Panjang ada di sana ya, mak. Harganya emang rada mahal sih, tapi yang di Padang Panjang rasanya enak mak walau menurut saya bukan yang paling enak untuk ukuran sate Padang :D
ReplyDeletekalau di sana yang paling enak sate padang yang mana, Mak?
DeleteDuh ayam bakarnya menggoda banget
ReplyDeletesilakan dicicipi :D
DeleteJadi laperrrr
ReplyDeleteayo makan :)
DeleteBakso Charles enak ya? Penasaran sih, boak-balik lewat tp belom pernah mampir situ. Sama Sate Blora yang belom pernah rasain. Sate khas Senayan enak juga di sana. Jajanan pinggirnya juga enak2. Kue cubit, cakwe, batagor, beuughhhhh. Bikin laper nih malem2 mampir blogmu, Mak. >____<
ReplyDeleteMak Myra, nanti kita kopdaran di Rawamangun aja yuk! Aku biasanya nyalon di sana, abis itu pulangnya makan. Ahahahahha.
lumayan lah Mak rasa baksonya. Hayuk atuh kopdar di Rawamangun :)
DeleteMendadak lapeeer
ReplyDeletemakaaannn :D
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)