Rumamera Tanakita - Camping di Atas Awan
Difoto dari Tanakita dengan bantuan teropong
Setiap kali camping di Tanakita, saya suka mengamati sebuah villa yang
terletak di bukit kecil yang bersebrangan dengan Tanakita. Paling suka
mengamati saat sore atau pagi hari. Ketika kabut mulai turun di sore
hari. Atau saat kabut belum menghilang di pagi hari.
Apabila sudah mulai berkabut, saya melihat villa tersebut seperti muncul dari atas awan. Karena seluruh area tertutup kabut yang terlihat seperti kumpulan awan. Hanya villa itu saja yang masih tetap terlihat. Sering penasaran, siapa sih pemilik villa itu. Kayaknya beruntung bisa punya yang memilikinya. Suka penasaran juga pengen lihat ke sana.
Selang beberapa tahun kemudian, villa yang saya sukai ini dikelola oleh Rakata Adventure. Artinya sudah termasuk ke dalam area Tanakita dan disebutnya Rumamera. Asal nama Rumamera sepertinya karena villa tersebut berwarna merah. Bukan merah sih sebetulnya, lebih tepat warna coklat karena dindingnya kayu. Tapi, memang lebih enak disebut Rumamera. Selain terdengar unik juga Rumah Cokelat nanti kayak nama toko yang jualan coklat, ya hehehe.
Awal Oktober 2015 …
Jalan kaki ke Rumamera. Sebetulnya, ada jalan besar yang bisa masuk
mobil. Tapi, kami memilih lewat jalan setapak aja
“Jadi mau menginap dimana? Tanakita, Rumamera, Pinus, atau Riverside?”
tanya salah satu crew Tanakita begitu kami sampai di sana.
Keke dan Nai awalnya tetap ingin di Tanakita. Ya, mereka belum pernah cobain menginap di area lain jadi agak susah move on dari Tanakita hehehe. Saya dan suami membujuk anak-anak supaya menginap di Rumamera saja. Alasannya, saat itu Tanakita lagi full di booking oleh 1 keluarga besar yang sedang gathering. Rumamera lokasinya paling dekat dari Tanakita, jadi kami memilih di sana.
Sampe juga Rumamera setelah berjalan kurang lebih 15 menit
Langsung makan siang
Anak-anak berhasil dibujuk. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Rumamera
selama kurang lebih 15 menit. Kendaraan bisa masuk sampai Rumamera. Tapi
karena kami menggunakan kendaraan umum, setelah turun di depan pintu
masuk Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango harus dilanjutkan dengan
berjalan kaki lagi.
Sesampainya di Rumamera sudah ada 1 rombongan kecil yang menginap. Sebetulnya, rombongan itu satu perjalanan dengan kami tapi lebih dulu sampai karena gak mampir dulu ke Tanakita. Rombongan sejumlah sekitar 15-20 orang, kebanyakan ibu-ibu yang punya hobi merajut.
Udara dingin, angin sepoi-sepoi bisa bikin ketiduran kalau diayun-ayun
di hammock :D
Baca buku juga enak dilakukan di hammock
Agak norak-norak bergembira, begitu sampai di sana kami melihat
hammock. Yeaaay! Bisa cobain tiduran di hammock sampai puas hahaha! Ada
2 hammock di sana, dan keduanya dipakai bergantian oleh kami. Semoga
tamu lain gak jadi terpaksa mengalah karena hammock terus-menerus kami
pakai hehehe.
Udara sejuk, diayun-ayun oleh hammock, bikin mata jadi mudah kriyep-kriyep karena mengantuk. Beneran enak banget, ya, tiduran di hammock. Untungnya kami ada melakukan aktivitas lain. Selain ingin mengamati migrasi burung raptor juga berkeliling-keliling kalau enggak undah beneran ketiduran di hammock dan tamu lain semakin gak bisa gentian :p
Menjelang malam, masih terlihat sedikit semburat orange di langit.
Menikmati sunset memang enak di Rumamera
Nongkrong di Coffee Gede, menunggu
migrasi burung, melihat kebun organic, bermain air di Cinumpang, juga berjalan ke
hutan sambil mencicipi air akar gantung adalah beberapa kegiatan yang
kami jalani. Sampai-sampai rencana untuk melihat sunset di Rumamera gak
terlaksana karena balik ke tenda menjelang makan malam. Kalau menginap
di Tanakita paling enak menikmati sunrise. Tapi, di Rumamera paling enak
menikmati sunset.
Lihat deretan tenda hijau di belakang? Itu lokasi Tanakita. Tenda di
level bawah Tanakita terlihat dari Rumamera.
Fotonya blur, uy! Tapi gerobak pikulan baksonya tetep kelihatan, kan?
:p
Jangan khawatir dengan fasilitas dan pelayanan di Rumamera. Sama aja
kayak kalau menginap di Tanakita. Gak ada yang berbeda kalau untuk
fasilitas dan layanan. Cuma lokasi aja yang berbeda. Di Rumamera lebih
berangin daripada di Tanakita karena areanya lebih terbuka. Siap-siap
aja deh peralatan perang untuk menangkal masuk angin hehehe.
Menjelang sore, api unggun mulai dinyalakan
Secangkir teh hangat untuk menemani makan malam :)
Sehabis makan malam, kebanyakan tamu merajut. Tapi, ada 1 orang yang
sedang menggambar sketsa para penyanyi akustik di depannya
Saya nyengir aja ketika diajak ikutan yoga. Mendingan tiduran di
hammock hehehe
Nongkrong lagi Coffee Gede
Dari Coffee Gede, lanjut ke Riverside Tanakita. Main air di sana trus
pulangnya lewat hutan. Sama suami, saya dan anak-anak dikenalin minum
air dari akar gantung
:D
Malam kedua, pindah tenda. Kami menginap di Tanakita
Menginap di Tanakita selama 3 hari 2 malam sebetulnya rencana dadakan. Awalnya, hanya 1 malam saja. Tapi, begitu tau anak-anak libur cukup panjang, kami putuskan untuk memperpanjang liburan. Tiket pulang pergi sudah terlanjur dibeli. Dan, kami baru tau kalau tiket bisa dituker asalkan masih ada seat. Gak ada denda, kok. Kalaupun ada biaya tambahan itu karena kami menukar biaya tiket dari kelas ekonomi ke ekskutif.
Saatnya pulang. Cape tapi seneng banget :)
2 minggu setelah camping di Rumamera, kami kembali camping. Masih penasaran melihat migrasi burung. Berikutnya kami camping di Puncak. Kemudian dialnjut dengan camping di Riverside – Tanakita, seminggu sesudahnya. Memang bulan Oktober dan awal November kami diwarnai dengan cerita camping, nih. Alhamdulillah.
Cerita camping-camping lainnya di postingan berikutnya aja, ya :)
Tanakita Camp
www.tanakita.id
Telp/WA: +62 81 191 784 | +62 878 2063 1452
Email: tanakita@tanakita.id | tanakita.pemesanan@gmail.com
Harga: Rp550.000 / malam / orang (free under 4yo, incl 3x makan utama dan 2x makan selingan, dan trekking ke danau)
Lokasi: Situgunung, Kadudampit, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat
Email: tanakita@tanakita.id | tanakita.pemesanan@gmail.com
Harga: Rp550.000 / malam / orang (free under 4yo, incl 3x makan utama dan 2x makan selingan, dan trekking ke danau)
Lokasi: Situgunung, Kadudampit, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat
8 Comments
duh jadi mupeng, satu rumah gitu bolehnya diisi berapa orang mba ? bawa bayi oke ga yaa
ReplyDeletedi tenda menginapnya, Mbak. Bawa bayi juga boleh, kok. Kapasitas tenda maksimal 4 orang
DeleteDuuhh kebayang leyeh2 si hammock.sambil baca novel ditemani hembusan angin gunung. Menyenangkan sekali ^-^
ReplyDeletebikin ngantuk hehehe
DeleteMauuuukkkkk !!!! Udah lama pengen ke sini.
ReplyDeletehayuk atuh :)
Deletehuhuhuhu aku belum jadi-jadi kesini huhuhuhu
ReplyDeletekapan dong ke sini. Jadiin ajah :)
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)