Travel blog yang komplit lebih disukai oleh saya. Sahabat KeNai lebih
suka yang bagaimana?
Ketika akan melakukan perjalanan atau hanya sekadar makan di salah satu
resto, seringkali saya mengandalkan catatan perjalanan para travel
blogger. Hingga saat ini, saya belum memiliki satupun travel blogger
andalan dimana setiap kali kami ingin melakukan perjalanan pasti akan
membaca dulu blog tersebut. Karena belum tentu blogger tersebut memiliki
informasi yang saya butuhkan. *Tentu ini berbeda jawabannya kalau ditanya
tulisan travel blogger yangdisukai. Tentu saja saya akan menjawab ada
beberapa travel blogger andalan yang saya sukai tulisannya.* Lagipula yang
pertama kali saya lakukan biasanya memang dengan mencari melalui google
dengan memasukkan kata kunci. Setelah memasukkan kata kunci, kemudian
biasanya didapatlah beberapa informasi yang saya butuhkan.
Nah, travel blog yang komplit lebih disukai oleh saya dibandingkan dengan yang hanya memberikan informasi seadanya. Seperti apa, sih, travel blog yang saya sukai?
Yang pertama kali saya lihat kalau mencari info perjalanan adalah foto. Saya menyukai travel blog dengan foto yang bertaburan. Tapi, bertaburan saja tidak cukup. Buat saya, foto yang bagus yang sampai bikin saya mupeng pengen ke sana itu menarik. Bikin saya sembangat membaca catatan perjalanan blogger tersebut. Selfie, welfie, atau hanya pemandangan itu terserah aja. Yang penting wajib bikin foto yang bagus.
Memang ada beberapa yang bilang kalau foto kadang 'menipu'. Di foto terlihat bagus, ternyata begitu tempatnya disamperin terlihat biasa aja. Kalau saya, sih, gak mau langsung serta-merta menyalahkan si pemilik foto. Yang namanya bagus itu, kan, relatif. Buat saya bagus, belum tentu buat yang lain. Lagipula kalau si pemilik foto berhasil membuat foto bagus yang berhasil menarik orang lain berkunjung ke sana padahal tempatnya biasa aja, berarti yang motret jago. Kecuali kalau pakai foto comotan, ya, Seolah-olah udah pergi ke sana. Hmmm ... Enggak, deh, kalau kayak gitu.
Saya suka baca travel blog yang komplit. Kalau toko mungkin semacam one stop shopping, ya. Segala info yang saya butuhkan dapat. Tidak hanya menampilkan foto trus ceritanya cuma seadanya. Cuma cerita kapan perginya dan dengan siapa aja, abis itu selesai. Trus info yang saya dapat apa?
Apakah ada cerita bersejarah di lokasi yang dikunjungi? Suasana di sana bagaimana? Ramai saat hari apa saja? Apa aja yang bisa dilihat di sana? Kalau udah sampai sana, sebaiknya apa dulu yang harus dilakukan? Kalau datang ke resto, makanan atau minuman apa yang paling enak? Saya suka membaca info yang lengkap seperti itu.
Salah satu crew Tanakita memberi tahu suami saya kalau ada tamu yang kebablasan hingga Sukabumi. Untuk para tamu Tanakita yang naik kereta memang harus turun di stasiun Cisaat. Kalau tidak, maka stasiun berikutnya adalah pemberhentian terakhir yaitu stasiun Sukabumi. Sayangnya, gak di setiap stasiun ada pemberitahuan kepada penumpang.
Itulah kenapa penting bagi saya untuk mencari tau terlebih dahulu. Saya googling nama-nama stasiun dimana kereta akan berhenti. Pokoknya setelah masuk stasiun Cibadak itu berarti sudah tanda-tanda kalau kami siap untuk turun.
Gak cuma saat naik kereta menuju Cisaat aja, sih. Saat naik commuter line atau Trans Jakarta pun begitu. Gak selalu ada woro-woro kalau kendaraan akan memasuki stasiun atau halte tertentu. Saya tetap harus aktif mencari tahu. Kalau gak sempat googling, maka harus bertanya. Pepatah "Malu bertanya, sesat di jalan" itu maish berlaku, kok :)
Perjalanan saya sekeluarga sebetulnya lebih banyak dengan menggunakan kendaraan pribadi. Tapi, karena mobil kami jenis city car, jadi seringkali harus dipertimbangkan juga. Contohnya ketika akan ke Gunung Padang (Baca: Ke Gunung Padang Naik Sedan). Informasi yang saya dapatkan adalah akses ke sana jalannya sangat jelek. Saya pun sempat kepikiran naik kereta api. Tapi kemudian menjelang keberangkatan, Suami mendapat info dari temannya kalau sudah ada salah satu akses jalan yang cukup bagus. Akhirnya, kami pun tetap menggunakan mobil. Alhamdulillah jalanannya memang sudah cukup bagus.
Saya gak pernah menilai itu sebagai pamer. Justru informasi seperti ini juga menguntungkan buat saya. Kan, jadi bisa mengukur diri. Kalau dirasa masih kemahalan buat saya, mendingan nikmati tulisan orang lain dulu hehehe.
Kalau Fashion Blog, mungkin cukup dengan foto plus keterangan brand yang dipakai dari ujung kepala hingga kaki plus harganya, masih oke lah buat saya. Tapi untuk Travel Blog, saya lebih suka tulisan yang komplit sekomplit-komplitnya. Bagaimana dengan Sahabat KeNai? Lebih suka tulisan travel yang seperti apa? :)
Nah, travel blog yang komplit lebih disukai oleh saya dibandingkan dengan yang hanya memberikan informasi seadanya. Seperti apa, sih, travel blog yang saya sukai?
Foto yang Bikin Mupeng
Yang pertama kali saya lihat kalau mencari info perjalanan adalah foto. Saya menyukai travel blog dengan foto yang bertaburan. Tapi, bertaburan saja tidak cukup. Buat saya, foto yang bagus yang sampai bikin saya mupeng pengen ke sana itu menarik. Bikin saya sembangat membaca catatan perjalanan blogger tersebut. Selfie, welfie, atau hanya pemandangan itu terserah aja. Yang penting wajib bikin foto yang bagus.
Memang ada beberapa yang bilang kalau foto kadang 'menipu'. Di foto terlihat bagus, ternyata begitu tempatnya disamperin terlihat biasa aja. Kalau saya, sih, gak mau langsung serta-merta menyalahkan si pemilik foto. Yang namanya bagus itu, kan, relatif. Buat saya bagus, belum tentu buat yang lain. Lagipula kalau si pemilik foto berhasil membuat foto bagus yang berhasil menarik orang lain berkunjung ke sana padahal tempatnya biasa aja, berarti yang motret jago. Kecuali kalau pakai foto comotan, ya, Seolah-olah udah pergi ke sana. Hmmm ... Enggak, deh, kalau kayak gitu.
Konten yang Komplit
Saya suka baca travel blog yang komplit. Kalau toko mungkin semacam one stop shopping, ya. Segala info yang saya butuhkan dapat. Tidak hanya menampilkan foto trus ceritanya cuma seadanya. Cuma cerita kapan perginya dan dengan siapa aja, abis itu selesai. Trus info yang saya dapat apa?
Ceritakan Keseruanmu
Ketinggalan kereta? Kena macet? Telat bangun? Restonya udah tutup? Ditegur petugas kemanan? Dan lain sebagainya. Pernah baca cerita heboh seperti itu? Saya sering. Dan, suka membaca kehebihan itu, Bukan karena kepo tapi mungkin siapa tau saya akan mengalami hal yang sama. Jadi gak akan kaget. Atau justru saya jadi tau supaya tidak mengalami hal yang sama. Kasih tip di postingan juga oke :DMenggambarkan Suasana
Dinginkah udara di sana? Harus pakai pakaian apa kalau ke sana? Jangan sampai salah berpakaian, nih. Udah pakai baju tipis ternyata di sana lagi dingin. Alas kaki gimana? Asik, gak, kalau cuma pakai sandal jepit?Apakah ada cerita bersejarah di lokasi yang dikunjungi? Suasana di sana bagaimana? Ramai saat hari apa saja? Apa aja yang bisa dilihat di sana? Kalau udah sampai sana, sebaiknya apa dulu yang harus dilakukan? Kalau datang ke resto, makanan atau minuman apa yang paling enak? Saya suka membaca info yang lengkap seperti itu.
Rute dan Transportasinya Bagaimana?
"Ada tamu kebablasan sampai Sukabumi, Pak. Katanya di kereta gak ada petugas yang memberi tau."Salah satu crew Tanakita memberi tahu suami saya kalau ada tamu yang kebablasan hingga Sukabumi. Untuk para tamu Tanakita yang naik kereta memang harus turun di stasiun Cisaat. Kalau tidak, maka stasiun berikutnya adalah pemberhentian terakhir yaitu stasiun Sukabumi. Sayangnya, gak di setiap stasiun ada pemberitahuan kepada penumpang.
Itulah kenapa penting bagi saya untuk mencari tau terlebih dahulu. Saya googling nama-nama stasiun dimana kereta akan berhenti. Pokoknya setelah masuk stasiun Cibadak itu berarti sudah tanda-tanda kalau kami siap untuk turun.
Gak cuma saat naik kereta menuju Cisaat aja, sih. Saat naik commuter line atau Trans Jakarta pun begitu. Gak selalu ada woro-woro kalau kendaraan akan memasuki stasiun atau halte tertentu. Saya tetap harus aktif mencari tahu. Kalau gak sempat googling, maka harus bertanya. Pepatah "Malu bertanya, sesat di jalan" itu maish berlaku, kok :)
Perjalanan saya sekeluarga sebetulnya lebih banyak dengan menggunakan kendaraan pribadi. Tapi, karena mobil kami jenis city car, jadi seringkali harus dipertimbangkan juga. Contohnya ketika akan ke Gunung Padang (Baca: Ke Gunung Padang Naik Sedan). Informasi yang saya dapatkan adalah akses ke sana jalannya sangat jelek. Saya pun sempat kepikiran naik kereta api. Tapi kemudian menjelang keberangkatan, Suami mendapat info dari temannya kalau sudah ada salah satu akses jalan yang cukup bagus. Akhirnya, kami pun tetap menggunakan mobil. Alhamdulillah jalanannya memang sudah cukup bagus.
Harganya Berapa?
Saya malah senang kalau setiap tulisan travel blog dicantumin harganya. Misalnya makan di resto mana, ada keterangan harga makanan dan minuman yang diorder. Begitu juga dengan catatan perjalanan lainnya. Berapa harga tiket kereta, tarif kamar hotel, dan lain sebagainya.Saya gak pernah menilai itu sebagai pamer. Justru informasi seperti ini juga menguntungkan buat saya. Kan, jadi bisa mengukur diri. Kalau dirasa masih kemahalan buat saya, mendingan nikmati tulisan orang lain dulu hehehe.
Kalau Fashion Blog, mungkin cukup dengan foto plus keterangan brand yang dipakai dari ujung kepala hingga kaki plus harganya, masih oke lah buat saya. Tapi untuk Travel Blog, saya lebih suka tulisan yang komplit sekomplit-komplitnya. Bagaimana dengan Sahabat KeNai? Lebih suka tulisan travel yang seperti apa? :)
40 Comments
Kalo satu artikel udah lengkap emang enak banget Mba. Tapi tetap musti koscek lg dg yg lain, sapa tau ada alternatif.
ReplyDeleteBtw, makasih ya Mba artikel ini jd smacam panduan menulis catatan perjalanan.. :)
iya, makanya saya gak pernah terpaku sama satu artikel aja. Selalu cari artikel pembanding :)
DeleteMenurut aku, ilmu nanya pake mulut paling mantep. Biar aja deh dibilang cerewet. Browsing hanya berfungsi sebagai informasi tambahan atau referensi aja. Pertanyaan tambahan, itu yang paling penting ^_^
ReplyDelete*ketahuan bawel*
tapi ada kalanya saya suka malas bertanya hehehe. Lagipula kadang lebih cepat dapat infonya kalau googling. :D
DeleteTulisan ini membantu saya siapa tahu suatu saat saya bisa piknik kemana gitu jadi tahu yang harus ditulis secara detil apa saja... :)
ReplyDeleteMeskipun saya hampir nggak pernah travelling tapi suka juga pada tulisan ttg travelling terutama membandingkan tempat dan harga, siapa tahu pas ada kesempatan dan rejeki bisa nyamperin yang murah meriah..aamiin.. :)
** eh nyambung nggak sih sama pertanyaannya..? :))
aamiin
DeleteMasih nyambung, kok :)
Iya bener, makanya aku kalau abis jalan2 sama keluarga pasti sharing gimana caranya pelesiran berkualitas dengan dana terbatas.. thanks sharingnya ya mak
ReplyDeletesharing is caring katanya, Mbak :D
DeleteIya aku Juga suka cari panduan begitu tapi kalau mepet waktu nya misalnya di jalan terus mau cari tempat suka yang praktis sih mba, misalnya nama jalan apa alamatnya akses kesana jarak mungkin
ReplyDeleteiya disesuaikan aja. Kalau bisa googling dulu. Kalau enggak tanya orang di jalan hehe
Deleteyuppp benar. dan saya lagi berlatih kayak gitu. hehehe..
ReplyDeleteyang masih krang adalah soal 'foto' entahlah belum punya kamera kece kayak para travel blogger gitu mbak. ngandelin camdig atau kamera hape
Buat saya hasil foto itu lebih karena faktor Man Behind The Gun, Mbak. Mas Teguh Sudarisman, Travel writer kondang itu masih mengandalkan kamera hape, lho. Tapi fotonya banyak yang cetar :)
DeleteKeren, mau dong di ajak traveling. *ehhh gagal fokus, akibat butuh piknik 😂😂
ReplyDeleteayo lah kita piknik :p
DeleteEmang asyik sih kalau nulisnya lengkap begitu. Terutama akses jalan menuju kesana dan harga. Heheheh. Makasih panduannya, mba
ReplyDeletepenting, ya. Biar gak kaget kalau lihat harganya :D
Deletesamaaaaa, akupun suka baca blog yg komplit gitu.. memang sih mba, ada beberapa blogger yg sengaja ga nyantumin detil sekomplit mungkin, karena dia pgn si pembaca jd lbh pensaran, dan menghubungi dia langsung :).. tapi ada` juga blogger yg ga mw komplit2 bgt, krn dia pgn pembacanya usaha nyari sndiri ;p Tapi ya sudahlah ya... masing2 org beda cara pemikirannya :D..
ReplyDeleteyup, betul. Tetep terserah aja, sih, travel blogger mau nulisnya kayak apa. Mau irit atau komplit, gimana masing-masing aja. Tapi teteuupp, saya lebih suka baca yang komplit hehehe
DeleteSama mbak...poin harga itu malah yang kadang saya liat pertama kali mbak...:-)
ReplyDeletekalau saya yang pertama adalah fotonya :D
Deletekasih tahu dong mak.. travel blogger favoritnya siapa aja..biar kita2 juga dpt inspirasi mak :)
ReplyDeletekalau untuk mencari info perjalanan, saya tidak memfavoritkan travel blogger tertentu, Mbak. Karena biasanya saya lebih dahulu mencari info melalui google :)
Deleteohhh begitu ya.. oke deh, noted!
ReplyDeletesip! :)
Deleteaku jg suka yg komplit.. tp mgkn ada yg gak nyantumin harga krn seolah privasi tdk utk umum
ReplyDeleteya, kalau itu memang kembali ke penulis. Maus nulis singkat juga gak apa-apa. Tapi saya menulis ini dari sisi seorang pembaca :)
Deleteiiih itu anak imut di belakang ceria amat :D hehehehh
ReplyDeleteiya lah ya namanya jalan-jalan :|
yang sulit itu saat ngurutin apa yang harus difoto. Pasti ada yang kelewatan.. :/
hehehe kadang saya juga suka gitu. Perasaan udah banyak foto tapi begitu sampe rumah, berasa masih kurang. Jadi aja pengen balik lagi :D
Deletewah iya bgt ini, aku juga klo baca seneng yg lengkap, fotonya bkin mupeng :)
ReplyDeleteyang komplit memang enak :D
DeleteYang lengkap tentu lebih memberi info jelas tentang tujuan, tips atau hal2 penting ttg objek traveling ya mbak. Jelas membantu pembaca yg ingin pergi kesana.
ReplyDeleteTapi yg hanya menulis tentang beberapa hal seru semacam diary aku juga suka sih.
setuju, Mbak. Yang utama memang enak dibaca. Tapi kalau untuk mencari info, saya butuh tulisan yang komplit :)
Deletebenar juga, apalagi kalau ditulis dengan narasi yang bagus, jadi betah berlama lama mantengin, hehe
ReplyDeletetapi kalau yang pertamama saya baca mungkin adalah rute menuju tempat tersebut, estimasi biaya, dan hal2 teknis
udah komplit trus enak dibaca, memang mantap :D
DeleteDengan adanya tulisan Travel Blogger yang komplit, para calon pengunjung yang akan menuju destinasi wisata impian bakalan terbantu banyak. Tapi ilmu banyak bertanya saat di lokasi juga perlu di terapkan biar semakin komplit lagi.
ReplyDeleteya dikombinasiin, lah. :)
Deleteitu memang tantangannya ya mba..aku masih suka sekenanya kalau nulis hehehe...tapi semangaaat untuk terus memperbaiki tulisan :)
ReplyDelete@indah: biar nanti kalau saya ada rezeki ke US tinggal baca blog Mbak Indah hahaha
Delete@Alvin: yoss! ^_^
yang komplit emang asik mbak hehe
ReplyDeleteiya bener
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)