Antara Travelling, Kopi, dan Kita, Ada Kopi Celup Coffesso - Ketika camping di manapun, termasuk ketika naik gunung, suami saya selalu membawa biji kopi dan perlengkapannya yaitu coffee grinder yang berukuran kecil dan moka express. Ribet?
Buat saya sih, iya. Kenapa gak bawa kopi sachet aja, sih? Gak menuh-menuhin tas. Lebih praktis. Tapi, buat suami yang penggemar kopi, kenikmatan dari rasa kopi lah yang dicari. Makanya tetap membawa barang-barang tersebut.
Ketika sedang menginap di hotel, suami selalu ke coffee shop atau lounge di hotel untuk menikmati secangkir kopi. Mahal?
Buat saya sih, iya. Harga 1 sachet kopi tentu aja lebih murah dibanding secangkir kopi di lounge. Apalagi kalau nginep di hotel kan selalu dikasih teh celup dan kopi sachet. Ngapain juga harus ke coffee shop lagi kalau bisa gratisan? Mahal *prinsip ibu-ibu banget hahaha.* Tapi (lagi-lagi) ada rasa nikmat yang tentu saja berbeda.
Demi kenikmatan, suami saya rela bawa biji kopi, moka express, dan coffee
grinder kemanapun 😂
Dan, urusan kenikmatan kopi, saya gak mau debat dengan suami. Dia yang
lebih ngerti. Saya kadang-kadang aja ngopinya. Itupun masih mau sama
kopi instan mau walaupun gak nolak banget kalau diajak nongkrong cantik
di coffee shop hehehe.
Bagaimana kalau di rumah? Ya, kalau lagi jalan-jalan aja suami dengan sukarela agak ribet dan mengeluarkan uang lebih demi secangkir kopi, maka di rumah pun sama. Lebih suka giling kopi sendiri dan menyeduhnya. Kadang beli kopi yang udah digiling, tapi tetap bukan kopi instan. Kecuali kalau persediaan di rumah lagi habis tapi pengen ngopi. Baru, deh cari kopi instan di minimarket dekat rumah.
Kalau bikin black coffee Coffesso, gak perlu khawatir bubuknya bakal naik
lagi, ya. Karena aman di dalam kantong 😂
Saya juga jarang bikinin kopi buat suami. Dia mah punya takaran dan aturan sendiri. Sementara saya pecinta kepraktisan *alasan banget buat gak bikinin kopi 😜* Tapi saya pun lebih senang dengan pilihan suami. Karena ampasnya bisa saya pakai untuk scrub atau luluran hehehe. Okeeehh, diskip aja bahasan tentang lulur atau scrub kopi. Lain lagi itu bahasannya.
Ini bubuk kopi Coffesso yang saya buka dari kantungnya setelah dipakai.
Butirannya masih kasar. Tetep bisa lah saya pake buat scrub.Dan menuktikan
kalau kopinya memang dari biji kopi asli tanpa campuran apapun.
Yang satu suka kenikmatan, yang satu suka kepraktisan. Bagaimana menyatukannya? Antara travelling, kopi, dan kita, ada kopi celup Coffesso yang jadi jawabannya.
Dalam satu kantong kopi terdiri dari campuran Arabika, Robusta, dan Liberica. Jadi, rasanya komplit. Karena setiap varian kopi kan punya kelebihan. Tapi, ada kalanya pengen menyatu di dalam satu cangkir. Kalau harus menakar sendiri mah ribet. Kalau ada kopi house blend begini kan asik jadinya.
Ketiga varian di dalam satu kantung kopi Coffesso ini adalah tanaman kopi yang paling banyak terdapat di Asia. Ada perpaduan rasa kopi asia dalam sekantong Coffesso. Proses pembuatannya juga masih tradisional ala Asian Roast. Biji kopi disangrai di wajan yang besar dan wangi kopinya pun original. Diberi butter untuk meningkatkan rasa. Ketika saya mencium aroma coffee bag Coffesso, sekilas mengingatkan dengan kopi robusta Vietnam pemberian papah saya beberapa waktu lalu. Wangi karamel yang aromanya terasa manis tapi ada smoky-nya. Suka ... suka ... suka ... Saya memang bukan coffee addict seperti suami, tapi saya sungguh menikmati aroma kopi yang enak.
Besoknya harinya, saya langsung tunjukkan kopi Coffesso ke suami.
Suami: "Dalam satu kemasan, isinya 1 coffee bag?"
Saya : "Iya, dikemas di kantong alumunium. Kenapa memangnya?"
Suami: "Bagus, dong. Jadi wangi kopinya tetap terjaga. Ayah bawa ke kantor, ya."
Saya : "Iya, tapi jangan semua. Sisain buat difoto."
*Teteuuuuppp ... Blogger mah gitu hahaha*
Weekend lalu ...
Saya : "Yaaa ... Ayah minum Coffesso-nya, ya?"
Suami : "Iya, kenapa gitu?"
Saya : "Masih ada, gak?"
Suami : "Masih, kok."
Saya : "Enak, gak?"
Kalau ini Coffesso yang pod. Untuk coffee machine.
[Silakan baca: Funtastea Cooking with Peter Kuruvita dan Dilmah Indonesia]
Suami : "Enak ... enak ... kopinya. Bunda mau bikin kopi juga? Kok, pakai susu kental manis, sih? Emang enak?"
Saya : "Nyobain aja, Yah. Bikin kopi kekinian. Ala Vietnam drip hehehe."
Suami saya penggemar kopi hitam. Kalaupun dicampur dengan bahan lain lebih memilih creamer, kayu manis, dan sedikit brown sugar untuk rasa manisnya. Saya pun gak begitu suka Vietnam drip. Memang gak terlalu suka rasa yang manis, sih.
Menyeduh kopi celup Coffesso ini gampang banget. Kalau Sahabat KeNai pernah bikin teh celup, pasti bisa bikin kopi celup. Siapkan secangkir air panas atau mendidih (170 ml) kemudian masukkan kopi celup. Dan angkat-celup beberapa kali seperti membuat teh celup. Mudah banget, kan? Ukuran coffee bag Coffesso lebih besar daripada teh celup. Kantong kopinya terbuat dari serat nanas. Aman lah kalau dari serat nanas.
Karena saya mau bikin kopi ala vietnam drip, maka yang pertama kali saya masukkan adalah 1 sachet susu kental manis. Setelah itu air mendidih, kemudian kopi celup. Perbedaannya adalah kalau pakai kopi celup jelas irit waktu karena gak harus menunggu setetes demi setetes kopinya turun dari filter.
Kalau pake kopi Coffesso, alat filter Vietnam dripnya disimpan aja dulu
hehehe
Suami pun ikut menyeruput sedikit. Dan, menurutnya itu karena kopinya memang beneran bagus makanya gak rasanya gak 'kalah'. Tapi, kami tetep lebih suka pakai brown sugar bila ingin ada rasa manis. Ah, apapun campurannya yang penting kopinya tetap yang berkualitas. Setuju?
Sahabat KeNai sudah pernah nyobain kopi dikasih creamer dan marshmallow,
belum? Cobain, deh :)
Cari di mana ya kalau pengen stok Coffesso? Sahabat KeNai bisa membelinya di Drishop. PT. David Roy Indonesia itu supplier online drishop.co.id. Gak cuma Coffesso aja yang dijual. Teh Dilmah serta beberapa produk lain pun ada. Semuanya sudah pasti berkualitas.
Di webnya sih tertulis Hotel, Restaurant, and Supplier. Tapi, mudah-mudah ada juga kemasan untuk personal, ya. Yang sekotak isi 20-30 gitu. Lumayan buat stok bulanan di rumah.
Ada pertanyaan, untuk 1 kantong Coffesso bisa untuk berapa gelas? Kalau kata saya sih, mau lebih dari 1 gelas juga bisa. Sama aja kayak bikin teh celup. Kadang 1 kantong bisa buat banyak gelas, kan?Hayo ngaku, siapa yang suka kayak gitu? Hihihi
Pertanyaan sekarang, mau nikmat atau mau irit? Kalau mau nikmat, berarti 1 coffee bag untuk 1 gelas hehehe. Lagipula harganya cuma Rp3.000,00 per coffee bag, kok. Masih jauh lebih murah lah dibanding ke coffee shop tapi rasanya sama nikmat. Masa' mau diirit lagi 😄
Oiya, selamat untuk PT. David Roy Indonesia yang sudah mendapatkan penghargaan Best Stand Design di SIAL Interfood 2016! 😊
12 Comments
wah, tertarik saya
ReplyDeleteenak lho, Mbak :)
DeleteOk baru tau ada produk kopi celup. Patut dicoba nich plus yang dicampur sama marsmallow, idenya kreatif :) mba myra
ReplyDeleteBaru pertama di Indonesia, Bang. Kalau udah dikasih marshmallow, jangan dikasih gula lagi :)
DeleteWah bisa buat scrub dan lulur juga ya. Mau dunk caranya Mak.
ReplyDeletenge-googling aja kalau buat srub :D
Deletewehhh lucune kopi celup. belinya dimana mba
ReplyDeletebeli onli di DRI Shop
DeleteSaya dan suami bukan penggemar kopi... Tp ayah saya doyan bgt, kasih tau ah...
ReplyDeleteHarus cobain Coffesso :)
DeleteItu kopi dikasih marshmallow rasanya kayak apa, Mbak? Nggak bikin eneg gitu?
ReplyDeleteMalah enak, kok :)
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)